Gas Ideal Adalah Jurnal

Gas Ideal Adalah Jurnal

Daerah Penghasil Gas Alam di Indonesia

Sebagai negara kepulauan dengan geologi yang beragam, Indonesia memiliki beberapa daerah penghasil gas yang strategis. Salah satu daerah terkemuka adalah Kepulauan Natuna, yang terletak di Laut Cina Selatan.

Blok gas Natuna memiliki potensi besar sebagai salah satu cadangan gas terbesar di Indonesia. Selain itu, daerah lain seperti Papua, Kalimantan, dan Sumatera juga menyimpan cadangan gas yang signifikan.

Contoh soal gas ideal 1

Pernyataan di bawah ini yang tepat terkait dengan hukum yang mendasari persamaan gas ideal adalah ….

A. menurut hukum Boyle, semakin banyak partikel gas, maka semakin kecil volume gas

B. menurut hukum Charles, semakin rendah suhu, maka volume gas akan semakin memuai

C. menurut hukum Avogadro, semakin besar tekanan, maka semakin besar pula volume gas

D. menurut hukum Boyle, semakin besar tekanan, semakin kecil volume gas

E. menurut hukum Avogadro, semakin tinggi suhu, semakin menyusut volume gas

Nah, elo inget kalo ada 4 hukum yang dibahas dalam gas ideal. Hukum Boyle, Hukum Charles, Hukum Gay Lussac, dan Hukum Avogadro. Elo juga perlu inget bunyi-bunyi dari masing-masing hukumnya serta apa kaitan hukum-hukum tersebut dengan gas ideal.

Singkatnya, hukum Boyle bicara tentang tekanan dan volume gas, yaitu tekanan gas berbanding terbalik dengan volume gas. Hukum Charles bicara tentang suhu dan volume gas, yaitu suhu gas berbanding lurus dengan volume gas.

Hukum Avogadro bicara tentang volume dan jumlah mol gas, yaitu volume berbanding lurus dengan jumlah mol gas. Terakhir, hukum Gay Lussac bicara soal tekanan dan suhu gas, yaitu tekanan gas berbanding lurus dengan suhu gas.

Dari ringkasan tersebut, jawaban untuk contoh soal ini adalah (D) menurut hukum Boyle, semakin besar tekanan, semakin kecil volume gas.

Gimana? Gampang, kan? Coba elo kerjain satu soal lagi yang berkaitan dengan perhitungannya ya!

STP (Standard Temperature and Pressure)

Kondisi STP adalah kondisi standar suatu gas, yaitu ketika suhunya sebesar 0°C atau 273 K dan tekanannya sebesar 1 atm. Dari sini, kita bisa mendapatkan persamaan gas ideal sebagai berikut:

Artinya, setiap satu mol gas ideal akan memiliki volume sebesar 22,4 liter. Perlu elo inget, kondisi STP ini hanya berlaku untuk gas ideal.

Konsep Gas Ideal dan Gas Nyata

Nah, gas ideal adalah suatu konsep atau model gas yang dianggap sempurna. Sebagai gas yang sempurna, tentunya ada beberapa kondisi yang harus dipenuhi oleh gas. Syarat-syarat gas ideal di antaranya adalah:

Tapi nyatanya, nggak ada gas yang benar-benar ideal di kehidupan sehari-hari. Mungkin hanya ada beberapa gas yang kondisinya mendekati ideal. Konsep itulah yang disebut sebagai gas nyata.

Lalu, kenapa ada yang namanya gas ideal kalo nyatanya nggak ada yang ideal? Konsep gas ideal ini dirancang dan digunakan untuk mempermudah analisis hubungan antara keadaan makroskopis suatu gas.

Dengan gas ideal, kita bisa menjelaskan kondisi suatu gas melalui tekanan, volume, suhu, hingga jumlah mol-nya.

Potensi Gas Alam Indonesia

Negara Indonesia merupakan negara dengan cadangan gas alam terbesar ketiga di Asia Pasifik. Sebagai salah satu negara dengan cadangan natural gas terbesar, Indonesia berkontribusi memenuhi 1,5% total cadangan gas dunia.

Dalam produksi natural gas, Indonesia saat ini memproduksi sekitar dua kali lipat lebih banyak natural gas dari kebutuhan konsumsinya. Kendati demikian kebanyakan dari hasil produksi tersebut diekspor ke berbagai penjuru dunia, mengakibatkan tetap tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan natural gas di industri domestik.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia telah berupaya membatasi ekspor gas dalam rangka mencukupi suplai natural gas kepada industri-industri domestik sekaligus menggalakkan penggunaanya dalam sektor industri dan pembangkit listrik.

“Pada akhir 2015 I Gusti Nyoman Wiratmaja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan investasi bernilai lebih dari 32 miliar dollar Amerika Serikat (kebanyakan dari sektor swasta) untuk penyulingan-penyulingan natural gas, dan infrastruktur yang berhubungan dengan gas dalam rangka memenuhi permintaan gas domestik pada 2025 (terutama untuk pembangkit-pembangkit listrik dan pabrik-pabrik pupuk).

Permintaan gas Indonesia diperkirakan untuk naik dari 6,102 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) di 2015 menjadi 8,854 mmscfd di 2025 dengan permintaan yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa dan Bali. Tanpa memberikan detail-detail yang jelas, Wiratmaja menambahkan bahwa ada insentif-insentif untuk sektor swasta yang berinvestasi dalam industri gas domestik.“

indonesia-investment.com

Gas ini tentu memiliki berbagai manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Apa saja manfaatnya? Berikut penjelasannya:

Hukum-Hukum Gas Ideal

Sebagai model untuk mempermudah analisis keadaan gas, gas ideal juga punya persamaan perhitungan. Persamaan perhitungan ini berasal dari beberapa hukum, yaitu:

Hukum Boyle memiliki bunyi, “apabila suhu dari suatu gas yang ada di sebuah ruangan tertutup dijaga konstan, maka tekanan gas tersebut akan berbanding terbalik dengan volumenya”.

Dari sini, kita tau kalau hukum Boyle berbicara tentang tekanan dan volume gas. Hukum Boyle juga menyatakan bahwa tekanan dan volume gas berbanding terbalik.

Hukum Boyle : Bunyi dan Rumus

Hukum Charles memiliki bunyi, “apabila tekanan gas yang berada di dalam suatu ruangan tertutup bersifat konstan, maka suhu mutlaknya akan berbanding lurus dengan volume gas”.

Dari sini, kita tau kalo hukum Charles berbicara tentang suhu dan volume gas. Pada tekanan yang tetap, suhu dan volume gas berbanding lurus.

Hukum Charles : Bunyi dan Rumus

Hukum Avogadro memiliki bunyi, “gas-gas dengan volume yang sama, serta pada suhu dan tekanan yang sama akan memiliki jumlah molekul yang sama.”

Dari sini, kita tau kalo hukum Avogadro berbicara tentang volume dan jumlah mol gas. Hukum Avogadro juga menyatakan bahwa volume dan jumlah mol gas berbanding lurus.

Hukum Avogadro : Bunyi dan Rumus

Hukum Gay Lussac memiliki bunyi, “tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang konstan.”

Dari sini, kita tau kalo hukum Gay Lussac berbicara tentang tekanan dan suhu gas. Tekanan dan suhu gas ini berbanding lurus.

Hukum Gay Lussac : Bunyi dan Rumus

Pembangunan Infrastruktur Energi

Cadangan gas alam juga dapat menjadi dasar untuk pengembangan infrastruktur energi, seperti pembangunan pabrik pengolahan gas dan jaringan pipa gas.

Itulah dia penjelasan lengkap tentang gas alam beserta dengan komponen penyusun, manfaat, dan contohnya. Gas alam adalah salah satu suplai vital energi dunia.

Tidak hanya vital sebagai sumber penting untuk produksi bahan bakar, gas ini juga merupakan komponen vital sebagai sumber produksi pupuk amonia.

Gas Alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas dengan unsur utama metana CH4 yang dapat ditemukan melalui ladang minyak dan batubara.

Sumber metana yang membentuk biogas tersebut umumnya dapat ditemukan melalui rawa-rawa, tempat pembuangan sampah, sampai Septic Tank atau tempat penampungan kotoran manusia dan hewan.

Komponen senyawa utama penyusun gas alam adalah metana (CH4). Metana adalah molekul hidrokarbon ringan. Selain metana, molekul hidrokarbon lain di dalam natural gas juga meliputi etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10), sulfur, dan gas helium.

Salah satu contoh produk natural gas di Indonesia yang digunakan sebagai bahan bakar adalah LPG (Liquefied petroleum gas) yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Gas Minyak Cair

Solar Industri menawarkan paket pemesanan produk bio solar B30, jasa bunker service, dan pembuatan tangki solar di seluruh wilayah Indonesia. Untuk pemesanan lintas negara, silakan hubungi kontak kami yang telah tersedia.

Atmosfer Jupiter adalah salah satu fitur paling menakjubkan dari planet ini. Tebal, dinamis, dan penuh dengan pola-pola kompleks, atmosfer Jupiter menawarkan pemandangan yang selalu berubah bagi para pengamat. Beberapa karakteristik utama atmosfer Jupiter meliputi:

Bintik Merah Raksasa adalah fitur paling terkenal di atmosfer Jupiter. Badai antisiklon raksasa ini telah diamati setidaknya sejak tahun 1831 dan mungkin sudah ada jauh lebih lama. Dengan diameter sekitar 16.000 km, Bintik Merah Raksasa cukup besar untuk menelan dua atau tiga planet seukuran Bumi.

Atmosfer Jupiter juga menampilkan fenomena menarik lainnya seperti oval putih (badai antisiklon yang lebih kecil) dan "manik-manik hitam" (lubang gelap di awan-awan Jupiter). Komposisi kimiawi yang kompleks dari atmosfer menghasilkan berbagai warna yang kita lihat, dari coklat kemerahan hingga putih dan biru.

Meskipun Jupiter tidak memiliki permukaan padat dalam arti konvensional, batas antara atmosfer dan interior planet sering dianggap sebagai "permukaan" untuk tujuan pengukuran. Ini biasanya didefinisikan sebagai titik di mana tekanan atmosfer sama dengan 1 bar, mirip dengan tekanan atmosfer di permukaan laut Bumi.

Pemahaman tentang perilaku gas telah menghasilkan beberapa hukum penting dalam fisika dan kimia. Hukum-hukum ini menjelaskan hubungan antara variabel-variabel gas seperti tekanan, volume, suhu, dan jumlah partikel. Berikut adalah beberapa hukum gas utama dan aplikasinya:

Hukum Boyle menyatakan bahwa pada suhu konstan, volume gas berbanding terbalik dengan tekanannya. Secara matematis, PV = konstan, di mana P adalah tekanan dan V adalah volume. Hukum ini menjelaskan mengapa balon mengembang ketika dibawa ke ketinggian yang lebih tinggi di mana tekanan udara lebih rendah.

Hukum Charles menyatakan bahwa pada tekanan konstan, volume gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Secara matematis, V/T = konstan, di mana V adalah volume dan T adalah suhu mutlak. Hukum ini menjelaskan mengapa ban mobil bisa mengembang sedikit ketika dipanaskan oleh gesekan saat berkendara.

Hukum Gay-Lussac menyatakan bahwa pada volume konstan, tekanan gas berbanding lurus dengan suhu mutlaknya. Secara matematis, P/T = konstan. Hukum ini penting dalam desain peralatan yang menggunakan gas bertekanan, seperti tabung gas atau alat pemadam kebakaran.

Hukum Gas Ideal menggabungkan hukum-hukum di atas menjadi satu persamaan: PV = nRT, di mana P adalah tekanan, V adalah volume, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta gas universal, dan T adalah suhu mutlak. Hukum ini memberikan model yang berguna untuk memahami perilaku gas dalam berbagai kondisi, meskipun tidak selalu akurat untuk gas nyata pada tekanan tinggi atau suhu rendah.

Penerbitan Jurnal-Jurnal pada Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe di koordinir oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Penerbitan Jurnal-Jurnal pada Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe di koordinir oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Penerbitan Jurnal-Jurnal pada Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe di koordinir oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM).

Alnahas, F., Yeboah, P., Fliedel, L., Abdin, A.Y. & Alhareth, K., 2020, Expired medication: Societal, regulatory and ethical aspects of a wasted opportunity, International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(3).

Azzahra, L. & Saptarini, N.M., 2021, ‘Pharmaceutical Industrial Waste Regulation in Five Countries in Asia’, Indonesian Journal of Pharmaceutics, 3(1), 9.

Bansod, H.S. & Deshmukh, P., 2023, ‘Biomedical Waste Management and Its Importance: A Systematic Review’, Cureus.

Bungau, S., Tit, D.M., Fodor, K., Cioca, G., Agop, M., Iovan, C., Cseppento, D.C.N., Bumbu, A. & Bustea, C., 2018, ‘Aspects regarding the pharmaceutical waste management in Romania’, Sustainability (Switzerland), 10(8).

Crisnaningtyas, F. & Vistanty, H., 2016, ‘Pengolahan Limbah Cair Industri Farmasi Formulasi dengan Metode Anaerob-Aerob dan Anaerob-Koagulasi’, Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, 7(1), 13–22.

Sharma, H.B., Vanapalli, K.R., Cheela, V.S., Ranjan, V.P., Jaglan, A.K., Dubey, B., Goel, S. & Bhattacharya, J., 2020, ‘Challenges, opportunities, and innovations for effective solid waste management during and post COVID-19 pandemic’, Resources, Conservation and Recycling, 162.

Shukla, T., Bajaj, R., Khanna, S., Prakash Pandey, S., Dubey, R. & Upmanyu, N., 2017, ‘Role of Pharmacist in Pharmaceutical Waste Management’, World Journal of Environmental Biosciences, 6(2), 1–13.

Soewanko, V.F., 2018, LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI DI PT INDOFARMA (PERSERO) TBK, Surabaya.

Tóth, A.J., Fózer, D., Mizsey, P., Varbanov, P.S. & Klemeš, J.J., 2022, Physicochemical methods for process wastewater treatment: Powerful tools for circular economy in the chemical industry, Reviews in Chemical Engineering.

Vasudha, V. & Laiju, A.R., 2024, A Sustainable Approach Towards Wastewater Treatment in Pharmaceutical Industry: A Review, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol. 1326, Institute of Physics.

Vindrola-Padros, C. & Johnson, G.A., 2020, Rapid Techniques in Qualitative Research: A Critical Review of the Literature, Qualitative Health Research, 30(10), 1596–1604.

Pengantar: Materi Gas

Sobat Zenius, yuk, kita ingat-ingat sedikit tentang materi. Materi adalah zat yang mengisi suatu ruang atau wadah. Materi ada tiga, yaitu padat, cair, dan gas. Berikut adalah perbedaan di antara ketiganya.

Nah, kalau kita bicara soal gas secara khusus, kita tau kalau gas itu nggak bisa kita lihat aktivitasnya. Tapi, ada beberapa hal dari gas yang bisa kita ukur. Gas itu memiliki kondisi mikroskopis dan kondisi makroskopis.

Kondisi mikroskopis gas mengacu pada sifat partikel kecil yang membentuk gas. Partikel-partikel di dalam gas (atom, molekul, dan/atau ion) akan mengalami pergerakan. Gerak partikel ini bisa menimbulkan kecepatan, kemudian momentum karena partikel-partikel ini bisa menabrak satu sama lain maupun menabrak dinding ruang atau wadahnya.

Gerak partikel inilah yang menjadi dasar bagi kondisi makroskopis. Kondisi makroskopis gas mengacu pada sifat-sifat yang dapat diukur secara langsung dari gas sebagai suatu keseluruhan.

Partikel-partikel yang bergerak dan menabrak satu sama lain menimbulkan volume gas. Sementara itu, partikel-partikel yang bergerak dan menabrak dinding ruang atau wadahnya menimbulkan adanya tekanan gas.

Selain itu, suhu ruang atau wadah dan juga jumlah mol pada gas menjadi bagian dari kondisi makroskopis gas.

Contoh soal gas ideal 2

Berapa volume gas pada suhu 27 °C, 1 atm (kondisi RTP) jika terdapat 2 mol gas?

Sobat Zenius, di soal ini elo jangan terkecoh sama suhunya ya. Elo perhatikan keterangan dalam soal, yaitu kondisi RTP.

Nah, kita tau nih dalam kondisi RTP, setiap 1 mol gas akan memiliki volume sebesar 24,4 L. Artinya, kalau kita punya 2 mol gas, volume gas yang kita miliki sebesar (A) 48,8 L. Simpel, kan?

Nah, gimana nih? Soal-soal tentang gas ideal masih gampang, kan? Atau elo perlu soal-soal yang lebih menantang lagi? Tenang! Elo bisa buka aplikasi Zenius untuk dapetin contoh soal beserta video pembahasannya.

Elo juga bisa klik banner di bawah ini untuk belajar materi jenis campuran atau materi kimia lainnya. Tinggal klik banner dan ketik materi yang diinginkan di kolom pencarian ya.

Nah, supaya pemahaman elo makin dalam, ikuti terus review materi dan kerjakan berbagai latihan soal di Zenius, yuk. Ada berbagai paket yang bisa elo beli sesuai kebutuhan elo. Klik banner di bawah ini untuk info selengkapnya!

Pembahasan gue tentang materi gas ideal dan gas nyata kelas 11 sampai sini dulu ya! Kalau elo ada pertanyaan, bisa langsung tulis di kolom komentar.

Sampai bertemu di artikel selanjutnya. Semangat terus ya, Sobat Zenius!

Penulis: Trisnajaya Shalsabila

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Gas alam adalah salah satu suplai vital energi dunia. Tidak hanya vital sebagai sumber penting untuk produksi bahan bakar, gas alam adalah komponen vital sebagai sumber produksi pupuk amonia. Minyak bumi dan gas ini terbentuk dari fosil.

Asal muasalnya tercipta dari berbagai bentuk fosil, mulai sisa-sisa tanaman, hewan dan mikroorganisme yang terkubur di dalam tanah selama jutaan tahun, mengkategorikan natural gas sebagai salah satu dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Dalam bahasa Inggris gas alam dikenal juga sebagai natural gas.

Meskipun demikian, natural gas berbeda dengan minyak bumi dan batubara dari kadar polutanya. Gas ini adalah salah satu sumber daya energi dari fosil paling bersih dengan intensitas karbon terendah daripada minyak bumi dan batubara. Oleh sebab itu, natural gas merupakan komponen vital suplai energi dunia yang teraman dan paling berguna saat ini.

Menurut Statistical Review of World Energy 2016, natural gas berkontribusi sekitar 23% dari sumber-sumber energi primer dunia. Lebih lanjut, natural gas memerankan peran signifikan pada sektor-sektor perekonomian dunia, seperti industri, pembangkit listrik, dan tempat tinggal pemukiman warga).

Gas Alam adalah bahan bakar fosil berbentuk gas dengan unsur utama metana CH4 yang dapat ditemukan melalui ladang minyak dan batubara.

Dalam nama lainnya, Gas Alam disebut juga sebagai gas bumi, gas rawa atau biogas, namun biogas dan gas rawa merupakan nama lain dari natural gas yang dinamakan dari bentuk asal muasal gas yang yang berbeda.

Biogas dan gas rawa adalah kategori natural gas dengan sumber metana dari produksi pembusukan bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fossil.

Sumber metana yang membentuk biogas tersebut umumnya dapat ditemukan melalui rawa-rawa, tempat pembuangan sampah, sampai Septic Tank atau tempat penampungan kotoran manusia dan hewan.

Senyawa yang termasuk gas alam adalah metana (CH4). Metana adalah molekul hidrokarbon ringan. Selain metana, molekul hidrokarbon lain di dalam natural gas juga meliputi etana (C2H6), propana (C3H8), butana (C4H10), sulfur, dan gas helium.

Propana (C3H8) dan Butana (C4H10)

Digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga dan industri, serta dalam pembuatan gas kemasan.

Termasuk nitrogen, karbon dioksida, dan hidrogen sulfida. Beberapa senyawa ini dapat memerlukan pemrosesan tambahan sebelum gas alam dapat digunakan secara efektif.

Agar Anda lebih memahami gas alam, berikut adalah contoh-contoh beserta karakteristik dan kegunaannya: